LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
a. Uji Lucas
NO |
Perlakuan |
Fungsi Alat
dan Bahan |
Tujuan |
Hasil
Pengamatan |
1 |
Diambil 1 ml 2-metil-2-propanol pada gelas ukur dan dipindahkan pada
tabung reaksi. |
Alat : 1. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur sampel alkohol dan reagen dengan
tepat 2. Pipet tetes berfungsi untuk mengambil sampel alkohol dan reagen dalam
ukuran kecil dengan hati-hati 3. Gelas kimia berfungsi untuk menampung sampel alkohol dan reagen 4. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat mereaksikan sampel alkohol dan
reagen sehingga dapat mengamati perubahan pada sampel 5. Waterbath berfungsi untuk memanaskan sampel 6. Termometer berfungsi untuk mengukur suhu pemanasan 7. Penutup tabung reaksi berfungsi untuk menutup tabung reaksi agar pada
proses pengocokan tidak ada sampel yang tumpah dan pengocokan berjalan
sempurna 8. Stopwatch berfungsi untuk mengukur waktu Bahan : 1.
Reagen Lucas berfungsi sebagai
pereaksi alkohol sehingga dapat diketahui golongan dari sampel alkohol
tersebut 2. 2-metil-2-propanol berfungsi sebagai sampel alkohol tersier 3.
2-butanol berfungsi sebagai
sampel alkohol sekunder 4.
n-butanol berfungsi sebagai
sampel alkohol primer 5.
Alkohol X berfungsi sebagai
sampel alkohol |
Dimasukkan ke
dalam gelas ukur untuk memastikan volume sampel alkohol tersebut tepat
sehinggga dapat dipindahkan ke tabung reaksi untuk direaksikan dengan reagen
Lucas dan diamati perubahan yang terjadi pada sampel alkohol |
Larutan berwarna bening |
2 |
Dicampurkan 2 ml reagen Lucas ke dalam tabung reaski tadi. |
Untuk
mengetahui golongan dari sampel
alkohol yang digunakan |
Reagen Lucas yang berwarna kuning
ketika ditambahkan ke larutan 2-metil-2-propanol larutan menjadi sedikit
keruh |
|
3 |
Ditutup dan dikocok. Amati perubahan pada larutan sampel |
Agar larutan
dapat bereaksi dengan sempurna |
Larutan berubah warna dari bening
menjadi keruh seutuhnya setelah dikocok beberapa saat. |
|
4 |
Diulangi pada sampel lainnya, yaitu 2-butanol, n-butanol dan alkohol X.
Ditutup dan dikocok tabung reaksi beberapa menit, serta diamati perubahan
kekeruhan yang terjadi pada sampel. |
Untuk
mengetahui jenis penggolongan dari sampel alkohol yang digunakan |
Ketika 2-butanol direaksikan,
setelah beberapa menit dikocok larutan tetap berwarna bening sedikit sekali
keruh bila dibandingkan dengan 2-metil-2-propanol. |
|
5 |
Jika tidak terjadi
perubahan kekeruhan, dipanaskan sampel dalam waterbath dengan suhu 70-800C. |
Untuk mempercepat proses reaksi antara
sampel dan reagen |
Hasil yang diperoleh tabung
reaksi A (2-metil-2-propanol) larutan segera keruh ketika direaksikan dengan
reagen Lucas, tabung reaksi B (2-butanol) kekeruhan terbentuk setelah 5-10
menit, tabung reaksi C (n-butanol) kekeruhan tidak terbentuk setelah 10
menit, tabung reaksi D (alkohol X) kekeruhan terbentuk setelah 7 menit. |
b. Oksidasi
NO |
Perlakuan |
Fungsi Alat
dan Bahan |
Tujuan |
Hasil
Pengamatan |
1 |
Diukur 5 ml KMnO4. |
Alat : 1. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur sampel alkohol dan reagen dengan
tepat 2.
Pipet tetes berfungsi untuk
mengambil sampel alkohol dan reagen dalam ukuran kecil dengan hati-hati 3.
Gelas kimia berfungsi untuk
menampung sampel alkohol dan reagen 4.
Tabung reaksi berfungsi sebagai
tempat mereaksikan sampel alkohol dan reagen sehingga dapat mengamati
perubahan pada sampel 5.
Waterbath berfungsi untuk
memanaskan sampel 6.
Termometer berfungsi untuk
mengukur suhu pemanasan 7.
Penutup tabung reaksi berfungsi
untuk menutup tabung reaksi agar pada proses pengocokan tidak ada sampel yang
tumpah dan pengocokan berjalan sempurna 8. Stopwatch berfungsi untuk mengukur waktu Bahan : 1.
KMnO4 sebagai reagen
dan pelarut yang mengoksidasi sampel alkohol 2. H2SO4 berfungsi sebagai reagen dan pelarut 3. 2-metil-2-propanol berfungsi sebagai sampel alkohol tersier 4. 2-butanol berfungsi sebagai sampel alkohol sekunder 5. n-butanol berfungsi sebagai sampel alkohol primer 6. Alkohol X berfungsi sebagai sampel alkohol |
Untuk memastikan volume KMnO4
dengan tepat sebagai reagen dan pelarut |
Larutan berwarna ungu
pekat |
2 |
Ditambahkan masing-masing 3 tetes H2SO4 dan
n-butanol. |
H2SO4
bertujuan sebagai reagen dan pelarut serta n-butanol sebagai sampel alkohol |
Larutan tetap
berwarna ungu pekat |
|
3 |
Ditutup tabung reaksi dan dipanaskan dalam waterbath pada suhu 70-800C
selama 5-10 menit. |
Agar larutan
dapat bereaksi dengan sempurna |
Larutan ungu berubah
menjadi tak berwarna seperti sedikit coklat dengan endapan coklat. |
|
4 |
Diulangi untuk 2-butanol, n-butanol dan alkohg reaksi C (n-butanol) larutan ungu tetap tidak berubah warna, tabung reaksi D (alkohol X) larutan ungu berubah menjadi tak berwarna dengan endapan cokelat. ol X. |
Untuk
mengetahui reaksi sampel alkohol lainnya dengan reagen KMnO4 dan H2SO4 |
Hasil yang diperoleh tabung
reaksi A (2-metil-2-propanol) larutan ungu berubah menjadi tak berwarna
dengan endapan cokelat, tabung reaksi B (2-butanol) larutan ungu berubah
menjadi tak berwarna dengan endapan cokelat, tabun |
NO |
Perlakuan |
Fungsi Alat
dan Bahan |
Tujuan |
Hasil
Pengamatan |
1 |
Dituang 2 ml etanol ke dalam tabung reaksi. |
Alat : 1. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur sampel alkohol dan reagen dengan
tepat 2. Pipet tetes berfungsi untuk mengambil sampel alkohol dan reagen dalam
ukuran kecil dengan hati-hati 3. Gelas kimia berfungsi untuk menampung sampel alkohol dan reagen 4. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat mereaksikan sampel alkohol dan
reagen sehingga dapat mengamati perubahan pada sampel 5. Waterbath berfungsi untuk memanaskan sampel 6. Termometer berfungsi untuk mengukur suhu pemanasan 7. Penutup tabung reaksi berfungsi untuk menutup tabung reaksi agar pada
proses pengocokan tidak ada sampel yang tumpah dan pengocokan berjalan
sempurna 8. Stopwatch berfungsi untuk mengukur waktu
Bahan : 1. Etanol berfungsi sebagai sampel alkohol 2. Asam asetat glasial 3. Konsentrat H2SO4 4. Air suling berfungsi sebagai pelarut |
Sebagai sampel
alkohol yang akan megalami reaksi esterifikasi |
Larutan berwarna bening |
Uji Lucas merupakan suatu uji yang
dilakukan pada alkohol yang dibuat dari asam klorida dengan larutan seng
klorida. Pada reagen Lucas, asam klorida berfungsi asam lewis yang mampu
mengasamkan larutan seng klorida. Sedangkan larutan seng klorida berfungsi
sebagai reagen yang mempercepat jalannya reaksi. Pada video percobaan,
dilakukan tiga jenis percobaan, yaitu uji Lucas yang berfungsi untuk mengetahui
golongan dari sampel senyawa alkohol yang digunakan, reaksi oksidasi dan esterifikasi.
Berdasarkan hasil percobaan pada
video, dengan sampel alkohol berupa 2-metil-2-propanol, 2-butanol, n-butanol
dan alkohol X, kita dapat mengetahui jenis golongan masing-masing sampel
alkohol. Di mana, secara sains dinyatakan 2-metil-2-propanol adalah golongan
alkohol tersier, 2-butanol adalah alkohol sekunder dan n-butanol adalah alkohol
primer, sedangkan alkohol X adalah sampel alkohol yang tidak diketahui jenis
golongannya. Penggolongan secara teori ini didasrkan pada letak gugus –OH yang
terikat pada rantai karbon. Pada uji Lucas, alkohol tersier dapat segera
bereaksi dengan reagen Lucas, alkohol sekunder bereaksi lebih lambat daripada
alkohol tersier, serta pada alkohol primer dapat bereaksi setelah dikondisikan
pada suhu yang tinggi. Indikasi dari keberhasilan proses identifikasi golongan
alkohol dengan reagen Lucas adalah terbentuknya kekeruhan pada sampel alkohol.
Menurut hasil percobaan, tabung
reaksi A (2-metil-2-propanol) larutan segera keruh ketika direaksikan dengan
reagen Lucas, tabung reaksi B (2-butanol) kekeruhan terbentuk setelah 5-10
menit, tabung reaksi C (n-butanol) kekeruhan tidak terbentuk setelah 10 menit, tabung
reaksi D (alkohol X) kekeruhan terbentuk setelah 7 menit. Dari hasil ini, dapat
kita lihat hasil pada tabung A sesuai yaitu alkohol tersier, tabung B sesuai
yaitu alkohol sekunder, tabung C sesuai yaitu alkohol primer dan tabung D yaitu
alkohol X dengan demikian dapat kita ketahui bahwa termasuk alkohol golongan
sekunder. Hal ini karena kekeruhan yang terbentuk pada tabung D membutuhkan
waktu lebih lambat daripada tabung A, yang artinya alkohol sekunder.
Berdarkan hasil percobaan oksidasi,
diperoleh tabung reaksi A (2-metil-2-propanol) larutan ungu berubah menjadi tak
berwarna dengan endapan cokelat, tabung reaksi B (2-butanol) larutan ungu
berubah menjadi tak berwarna dengan endapan cokelat, tabung reaksi C
(n-butanol) larutan ungu tetap tidak berubah warna, tabung reaksi D (alkohol X)
larutan ungu berubah menjadi tak berwarna dengan endapan cokelat. Dari hasil
ini dapat kita ketahui bahwa pada alkohol tersier dan sekunder pada pengujian
dengan KMnO4 dapat mengubah warna larutan dari ungu menjadi tak
berwarna dan terbentuk endapan cokelat, sedangkan pada alkohol primer
sebaliknya. Berdasarkan hasil percobaan esterifikasi dengan sampel etanol,
dapat diketahui bahwa alkohol dapat mengalami reaksi esterfikasi. Pada reaksi
ini, alkohol hasil reaksi akan menimbulkan bau harus yang khas, seperti ester
pada umumnya.
1. Bagaimana pengaruh suhu
pada ketiga reaksi di atas? Jelaskan masing-masing dengan singkat dan tepat.
2. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, mengapa n-butanol tidak dapat membentuk larutan keruh setelah 10
menit dalam uji Lucas?
3. Sebutkan masing-masing
jenis aroma harum yang dapat dihasilkan dalam reaksi esterifikasi dengan sampel
alkohol yang digunakan pada percobaan ini?
1. Alkohol dapat mengalami
reaksi oksidasi, reaksi halogenasi, reaksi eliminasi, dan reaksi esterifikasi
yang menghasilkan ester.
2. Pada uji golongan
alkohol, digunakan reagen Lucas yang dibuat dari asam klorida dan larutan seng
klorida.
3. Reaksi alkohol pada
reagen Lucas berbeda-beda sesuai golongan alkohol tersebut. Alkohol dapat
bereaksi dengan segera membentuk larutan keruh, alkohol sekunder membentuk
larutan keruh lebih lambat dari alkohol tersier dan alkohol primer yang tak
dapat membentuk larutan keruh atau harus dikondisikan pada suhu yang lebih
tinggi agar dapat bereaksi.
Tim Penuntun Praktikum Kimia
Organik I. 2013. Penuntun Praktikum Kimia
Organik I. Jambi : Universitas Jambi.
Tritama, T. Kautsar.
2015. Konsumsi
Alkohol dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan. Majority.
Vol.4, No.8. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1465 (diakses pada 9 April 2021).
Wahyuni, H.S., dkk.
2020. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Medan : Universitas Sumatera Utara. https://ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020_Genap/PENUNTUN-PRAKTIKUM-KIMIA-ORGANIK.pdf (diakses pada 9 April 2021).
Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kimia-Organik-Komprehensif.pdf. (diakses pada 9 April 2021).
BalasHapusBaiklah, saya Esra Oktapriani Gultom (A1C119059) akan menjawab permsalahan no 2.
berdasarkan hsil percobaan diperoleh bahwa n-butanol merupakan alkohol primer yang dimana bahwa alkohol primer ini,berdasarkan prinsip uji lucas ialah apabila pada uji lucas dilakukan pada alkohol primer maka tidak bereaksi . itulah sebabnya n-butanol tidak dapat membentuk larutan keruh setelah 10 menit
Baiklah perkenalkan nama saya Lela Sastry Br Sormin dengan Nim A1C119086 akan menjawab pertanyaan no 3
BalasHapusBerdasarkan hasil percobaan esterifikasi dengan sampel etanol, dapat diketahui bahwa alkohol dapat mengalami reaksi esterfikasi. Pada reaksi ini, alkohol hasil reaksi akan menimbulkan bau harus yang khas, seperti ester pada umumnya.
Baiklah perkenalkan saya
BalasHapusNama: Erina Shafura
Nim: A1C119068
Izin menjawab pertanyaan no 1
Salah satu faktor yang mempengaruhi proses reaksi pada percobaan ini adalah suhu. Dimana suhu dapat mempercepat proses reaksi antara sampel dan reagen yang dibuktikan dengan larutan menjadi keruh. Sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk Reagen dan sampel dapat bereaksi.