LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
| No | Perlakuan | Fungsi Alat dan Bahan | Tujuan | Hasil Pengamatan | 
| 1 | Dimasukkan simplisia
  daun sirih ke dalam toples kaca. | Alat : 1.   
  Toples kaca berfungsi sebagai
  alat maserator untuk merendam simplisia  2.   
  Pengaduk kayu berfungsi untuk
  melakukan pengadukan  3.   
  Corong berfungsi untuk
  mengalirkan maserat ke dalam Erlenmeyer  4.   
  Erlenmeyer berfungsi untuk
  menampung maserat hasil maserasi dan remaserasi 5. Rotary evaporator berfungsi untuk mengentalkan maserat Bahan : 1.  100 gr simplisia
  daun sirih yang telah dihaluskan dan diayak berfungsi sebagai sampel
  simplisia yang akan diekstraksi senyawa metabolit sekundernya 2. 1000 ml Etanol 96% (700 ml
  untuk maserasi pertama, 300 ml untuk remaserasi) berfungsi sebagai pelarut
  atau larutan penyari 3.     Kertas
  saring berfungsi untuk menyaring ampas pada proses penyaringan 
 | Untuk
  melakukan proses maserasi | Simplisia daun
  sirih berbentuk halus dan berwarna cokelat | 
| 2 | Dimasukkan 700
  ml pelarut etanol 96%. | Untuk
  melakukan proses pelarutan dan perendaman | Pelarut etanol
  96% berwarna bening sebanyak 700 ml | |
| 3 | Diaduk
  hingga rata. | Untuk
  membantu proses penyarian senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam
  simplisia sehingga senyawa tersebut dapat tepat larut dalam pelarut yang
  digunakan | Simplisia larut
  dalam pelarut etanol 96% dan melarut sempurna. | |
| 4 | Ditutup toples
  kaca. | Untuk
  menghindari kontaminasi senyawa lain dan cahaya matahari | Larutan dalam
  maserator siap dilakukan maserasi. | |
| 5 | Letakkan alat
  maserator di tempat yang tidak terkena cahaya matahari. | Untuk
  melakukan proses maserasi dan remaserasi | Maserator diletakkan
  di tempat yang tidak terkena cahaya matahari | |
| 6 | Direndam simplisia
  selama 3 hari. Di mana setiap hari diaduk sesekali. | Agar proses
  penyarian senyawa dapat berlangsung secara efektif dengan terhindari dari
  cahaya matahari | Pelarut mulai
  berwarna cokelat, simplisia mengendap dan pengadukan membantu simplisia untuk
  penyarian metabolit sekunder dalam simplisia | |
| 7 | Setelah tiga
  hari, disaring simplisia dengan menggunakan kertas saring secara perlahan. Untuk
  ampas simplisia yang tersisa dalam toples kaca, direndam kembali (remaserasi)
  dengan 300 ml pelarut etanol 96%. Dilakukan proses remaserasi seperti proses
  maserasi pertama. | Penyaringan dilakukan
  untuk memperoleh maserat dan perendaman ulang untuk melakukan remaserasi agar
  diperoleh senyawa yang ingin dicari secara sempurna | Maserat berwarna
  cokelat dan masih tersisa ampas pada alat maserator yang siap dilakukan
  remaserasi | |
| 8 | Dicampurkan hasil
  maserasi pertama dan remaserasi, kemudian dilakukan pengentalan dengan
  menggunakan rotary evaporator. | Untuk melakukan
  pengentalan hasil mesarat sehingga diperoleh ekstrak daun sirih | Semua hasil
  maserat dilakukan pengentalan untuk memperoleh ekstrak daun sirih | 

Baiklah saya febby Rahmadayani nim A1C119052 akan menjawab pertanyaan suci no 2
BalasHapusTujuannya adalah untuk melakukan pengentalan sehingga di masukkan kedalam rotary evaporator dan di peroleh hasil ekstrak yang murni
baiklah saya Rara Akda Septian dengan NIM A1C119095
BalasHapusAkan menjawab permasalahan no 3
jika pengadukan tidak dilakukan dalam setiap harinya ,akna berpengaruh pada hasil dalam percobaan . karena seperti yang kita ketahui bahwa Pengadukan sangat penting dilakukan dalam proses maserasi. Karena denga pengadukan senyawa yang diekstrak akan lebih sering berinteraksi dengan pelarutnya yang menyebabkan senyawa tersebut keluar dri tumbuhan tersebut dan akhirnya terekstrak di dalam pelarut.
Baiklah saya Putri Mayang Sari A1C119056 akan menjawab pertanyaan no.1 adapun faktor yang mempengaruhi proses maserasi ini ialah lama ekstraksi, suhu dan jenis pelarut yang digunakan. Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan jenis pelarut adalah daya melarutkan, titik didih, sifat toksik, mudah tidaknya terbakar dan sifat korosif terhadap peralatan ekstraksi.
BalasHapus