JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
I. JUDUL :
METODE EKSTRAKSI PADA
SENYAWA-SENYAWA ORGANIK
II. HARI, TANGGAL :
Senin, 17 Mei 2021
III. TUJUAN :
Adapun tujuan dari percobaan ini, diantara lain yaitu :
1. Untuk dapat mngetahui jenis-jenis ekstraksi pada senyawa-senyawa organik.
2. Untuk dapat mengetahui metode maserasi.
IV. LANDASAN TEORI
Extraction atau
ekstraksi dapat dipahami sebagai proses penguraian untuk mendapatkan senyawa
murni. Proses ekstraksi itu beragam,yakni atas dasar suhu sistem, proses
penguraian oleh cairan penyari dan metode khusus untuk memperoleh senyawa
tertentu. Seluruh metode ini dilakukan sesuai dengan sampel yang akan diurai
untuk mendapatkan ekstraknya (Najib, 2018) https://www.google.co.id/books/edition/Ekstraksi_Senyawa_Bahan_Alam/ad2CDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=ekstraksi+senyawa+organik&printsec=frontcover
Maceration diartikan
sebagai suatu cara pemurnian sampel dengan merendamnya pada suhu ruangan.
Pemurnian cara ini sangat sederhana karena hanya dengan merendamnya saja. Akan
tetapi, cara ini bekerja sangat lama dan hasilnya kurang sempurna (Said, ) https://www.google.co.id/books/edition/Khasiat_dan_Manfaat_Temulawak/Efdb-X_1iPMC?hl=id&gbpv=1&dq=maserasi&pg=PA34&printsec=frontcover
Maceration banyak
dimanfaatkan karena sangat sederhana. Pemurnian cara ini memanfaatkan perendaman
simplisia atau serbuk sampel yang terkandung senyawa organik dengan pelarut
yang sesuai. Waktu memberikan pengaruh yang sangat penting, karena semakin lama
dimaserasi maka semakin banyak senyawa yang larut sehingga semakin murni, dan
sebaliknya (Amelinda, 2018) https://ojs.unud.ac.id/index.php/itepa/article/view/44797
V. ALAT DAN BAHAN
5.1 Alat
1. Toples kaca
2. Pengaduk kayu
3. Corong
4. Erlenmeyer
5. Rotary evaporator.
5.2 Bahan
1. 100 gr simplisia daun sirih yang telah dihaluskan
dan diayak.
2. 1000 ml Etanol
96% (700 ml untuk maserasi pertama, 300 ml untuk remaserasi).
3. Kertas saring.
VI. PROSEDUR KERJA
1. Dimasukkan simplisia
daun sirih ke dalam toples kaca.
2. Dimasukkan 700
ml pelarut etanol 96%.
3. Diaduk hingga
rata.
4. Ditutup toples
kaca.
5. Letakkan alat
maserator di tempat yang tidak terkena cahaya matahari.
6. Direndam simplisia
selama 3 hari. Di mana setiap hari diaduk sesekali.
7. Setelah tiga
hari, disaring simplisia dengan menggunakan kertas saring secara perlahan. Untuk
ampas simplisia yang tersisa dalam toples kaca, direndam kembali (remaserasi)
dengan 300 ml pelarut etanol 96%. Dilakukan proses remaserasi seperti proses maserasi
pertama.
8. Dicampurkan hasil maserasi pertama dan remaserasi, kemudian dilakukan pengentalan dengan menggunakan rotary evaporator.
Berikut ini link
YouTube yang digunakan pada percobaan ini :
https://www.youtube.com/watch?v=CxtcDNx31Tc
PERTANYAAN
1. Berdasarkan video
yang telah diamati, apakah pengadukan yang dilakukan sesekali memiliki pengaruh
yang penting?
2. Berdasarkan video yang telah diamati, mengapa
alat maserator perlu diletakkan di tempat gelap?
3. Berdasarkan video
yang telah diamati, apakah proses maserasi bisa dilakukan lebih dari 3 hari?
baiklah saya Putri Mayang Sari A1C119056 akan menjawab pertanyaan no.2 yaitu alat maserator perlu diletakkan didalam tempat yang tertutup dan gelap dengan tujuan terhindar dari ca- haya atau penerangan, agar proses dapat berlangsung secara efektif.
BalasHapusBaiklah saya febby Rahmadayani ( A1C119052 ) akan menjawab pertanyaan dari suci no 3
BalasHapusProses pengadukan yang di lakukan sekali tetap berpengaruh. Karna pengadukan adalah salah satu cara untuk membantu mempercepat reaksi
BalasHapusBaiklah saya Rara Akda Septian dengan NIM A1C119095
Akan menjawab permasalahan no 1.
Pengadukan sangat penting dilakukan dalam proses maserasi. Karena denga pengadukan senyawa yang diekstrak akan lebih sering berinteraksi dengan pelarutnya yang menyebabkan senyawa tersebut keluar dri tumbuhan tersebut dan akhirnya terekstrak di dalam pelarut.