LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
"PENENTUAN KELAS KELARUTAN"
SUCI ROHANA PUTRI TAMBUNAN
A1C119050
REGULER B
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
VII. DATA
PENGAMATAN
7.1
Kelarutan garam dalam air
No |
Prosedur |
Fungsi Alat dan Bahan |
Tujuan Prosedur |
Hasil |
1 |
Diisi gelas
kaca dengan sejumlah air mineral |
Alat : -
Gelas kaca berfungsi sebagai alat untuk menampung
air mineral -
Sendok berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk
mengambil garam Bahan : -
Air mineral berfungsi sebagai pelarut yang
bersifat polar -
Garam berfungsi sebagai sampel atau zat terlarut
yang bersifat polar |
Pengisian air mineral dalam gelas kaca bertujuan
sebagai tempat pelarutan garam |
Air mineral masih murni atau belum mengandung
garam |
2 |
Ditambahkan
dua sendok makan garam lalu diaduk |
Penambahan garam pada air mineral bertujuan untuk
megetahui kelarutan garam dalam air mineral dan pengadukan bertujuan untuk
melarutkan garam dalam air mineral sehingga dapat diketahui kelarutannya
dalam air |
Garam bercampur dengan air, dan mulai larut dalam
air ketika dilakukan pengadukan |
|
3 |
Diamati
perubahan yang terjadi pada garam |
Pengamatan bertujuan untuk mengetahui apakah garam
larut dalam air atau tidak |
Garam larut dalam air mineral. Hal ini terjadi
karena garam dan air sama – sama bersifat polar dan sesuai dengan teori, di
mana zat yang bersifat polar hanya dapat larut dalam pelarut polar. |
|
4 |
Ditambahkan
lagi beberapa sendok garam ke dalam gelas kaca tersebut |
Penambahan garam lagi dalam air mineral bertujuan
untuk mengetahui kelarutan garam dalam air mineral asin yang mengandung garam
dari prosedur sebelumnya |
Garam yang ditambahkan bercampur dengan air tetapi
sulit larut |
|
5 |
Diaduk dan diamati perubahan yang terjadi pada
garam dan air mineral |
Pengadukan dilakukan untuk melarutkan garam dalam
air mineral asin sehingga dapat dilakukan pengamatan untuk mengetahui
kelarutannya dalam air mineral asin tersebut
|
Garam yang ditambahkan sulit larut dalam air
mineral asin. Hal ini terjadi karena kepolaran air asin dan garam sama,
sehingga garam tidak dapat larut. |
7.2
Kelarutan garam dalam minyak goreng
No |
Prosedur |
Fungsi Alat dan Bahan |
Tujuan Prosedur |
Hasil |
1 |
Diisi
gelas kaca dengan sejumlah minyak goreng |
Alat : -
Gelas kaca berfungsi sebagai alat untuk menampung
minyak goreng (pelarut) -
Sendok berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk
mengambil garam (sampel) Bahan : -
Minyak goreng berfungsi sebagai pelarut yang
bersifat non polar -
Garam berfungsi sebagai sampel atau zat terlarut
yang bersifat polar |
Pengisian minyak goreng dalam gelas kaca bertujuan
sebagai tempat pelarutan garam |
Minyak goreng masih murni atau belum mengandung
garam |
2 |
Ditambahkan
satu sendok makan garam lalu diaduk |
Penambahan garam dalam minyak goreng bertujuan untuk mengetahui kelarutan garam
dalam minyak goreng dan pengadukan bertujuan untuk melarutkan garam dalam
minyak goreng |
Garam bercampur dengan minyak goreng tetapi tidak dapat
larut |
|
3 |
Diamati
perubahan yang terjadi pada garam |
Pengamatan bertujuan untuk mengetahui apakah garam
dapat larut dalam minyak goreng atau tidak |
Garam tidak dapat larut dalam minyak goreng. Hal
ini terjadi karena garam bersifat polar sedangkan minyak goreng bersifat
nonpolar, sehingga minyak goreng tidak mampu melarutkan garam. |
7.3
Kelarutan minyak kayu putih dalam air
No |
Prosedur |
Fungsi Alat dan Bahan |
Tujuan Prosedur |
Hasil |
1 |
Diisi
gelas kaca dengan air mineral |
Alat : -
Gelas kaca berfungsi sebagai alat untuk menampung
air mineral (pelarut) -
Sendok berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk
mengambil minyak kayu putih (sampel) Bahan : -
Air mineral berfungsi sebagai pelarut yang
bersifat polar -
Minyak kayu putih berfungsi sebagai sampel atau
zat terlarut yang bersifat non polar |
Pengisian air mineral dalam gelas kaca bertujuan
sebagai tempat pelarutan minyak kayu putih |
Air mineral masih murni atau belum mengandung minyak
kayu putih |
2 |
Ditambahkan
satu sendok makan minyak kayu putih lalu diaduk |
Penambahan minyak kayu putih dalam air mineral bertujuan untuk mengetahui kelarutan minyak
kayu putih dalam air mineral dan pengadukan bertujuan untuk melarutkan minyak
kayu putih dalam air mineral |
Minyak kayu
putih bercampur dengan air mineral, tetapi tidak larut dan tidak dapat
membentuk larutan homogen |
|
3 |
Diamati
perubahan yang terjadi pada garam |
Pengamatan bertujuan untuk mengetahui apakah minyak
kayu putih dapat larut dalam air mineral atau tidak |
Minyak kayu putih tidak dapat larut dalam air. Hal
ini terjadi karena air bersifat polar, sedangkan minyak kayu putih bersifat
nonpolar. Sehingga minyak kayu putih tidak dapat larut dalam air mineral |
7.4
Kelarutan minyak kayu putih dalam minyak
goreng
No |
Prosedur |
Fungsi Alat dan Bahan |
Tujuan Prosedur |
Hasil |
1 |
Diisi
gelas kaca dengan minyak goreng |
Alat : - Gelas kaca berfungsi sebagai alat untuk menampung
minyak goreng (pelarut) - Sendok berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk
mengambil minyak kayu putih (sampel) Bahan : - Minyak goreng berfungsi sebagai pelarut yang
bersifat non polar - Minyak kayu putih berfungsi sebagai sampel atau
zat terlarut yang bersifat non polar |
Pengisian minyak goreng dalam gelas kaca bertujuan
sebagai tempat pelarutan minyak kayu putih |
Minyak goreng masih murni atau belum mengandung
minyak kayu putih |
2 |
Ditambahkan
satu sendok makan minyak kayu putih lalu diaduk |
Penambahan minyak kayu putih dalam minyak goreng bertujuan
untuk mengetahui kelarutan minyak kayu putih dalam minyak goreng dan
pengadukan bertujuan untuk melarutkan minyak kayu putih dalam minyak goreng |
Minyak kayu
putih bercampur dengan minyak goreng dan dapat larut dengan minyak goreng membentuk
larutan homogen |
|
3 |
Diamati
perubahan yang terjadi pada garam |
Pengamatan bertujuan untuk mengetahui apakah
minyak kayu putih dapat larut dalam minyak goreng atau tidak |
Minyak kayu putih dapat larut dalam minyak goreng.
Hal ini terjadi karena minyak kayu putih
bersifat nonpolar, dan minyak goreng juga bersifat nonpolar. Sehingga minyak goreng
dapat melarutkan minyak kayu putih. Hal ini sesuai dengan teori, di mana zat
yang bersifat nonpolar hanya dapat larut dalam pelarut nonpolar. |
VIII. PEMBAHASAN
Kelarutan adalah hubungan antara dua atau lebih zat
kimia yang di mana ada zat yang bertindak sebagai zat yang dilarutkan, dan zat
lainnya bertindak sebagai zat yang melarutkan. Dalam prosesnya, ketika dua atau
lebih zat kimia tersebut direaksikan akan menghasilkan suatu larutan homogen
atau heterogen. Selain itu, dalam proses
melarutkannya sangat bergantung pada sifat dari zat telarut dan zat
pelarut itu sendiri.
Dalam mengetahui kelarutan suatu zat kimia dalam
suatu pelarut ada satu prinsip dasar kelarutan yang dapat digunakan sebagai
dasar pemahaman. Prinsip dasar kelarutan tersebut dinamakan dengan like dissolves like. Dalam prinsip ini
ada tiga hal penting yaitu senyawa polar dapat larut dalam pelarut polar,
senyawa non polar dapat larut dalam pelarut non polar serta senyawa ionik dapat
larut dalam pelarut polar. Dengan prinsip dasar kelarutan ini, maka kita dapat
mengetahui kelarutan garam dan minyak kayu putih pada video percobaan.
Pada video percobaan yang diamati, ketika dilakukan
pengujian terhadap kelarutan garam dalam air mineral dapat membentuk larutan homogen
atau dengan kata lain, garam dapat larut dalam air mineral. Hal ini disebabkan
oleh sifat dari garam adalah zat terlarut polar dan begitu pula denga air mineral yang juga bersifat polar,
sehingga dapat melarutkan garam dalam air mineral. Akan tetapi, ketika garam
dilarutkan kembali dalam air mineral asin yang sudah mengandung garam terlarut
sebelumnya didapatkan hasil bahwa garam tersebut tidak dapat larut. Kesukaran
garam larut dalam air mineral asin disebabkan oleh tingkat kepolarannya yang
sama. Untuk dapat melarutkan suatu zat, maka tingkat kepolaran atau
kenonpolaran antara zat terlarut dan zat pelarut harus berbeda, umumnya zat
pelarut akan lebih tinggi daripada zat terlarut. Apabila sama maka yang terjadi
seperti pada garam yang tidak dapat larut dalam pelarut air mineral asin.
Pengujian kelarutan garam dalam minyak goreng
memberikan hasil bahwa garam tidak dapat larut dalam minyak goreng. Hal ini
terjadi karena sifat antara kedua zat ini berbeda. Garam yang bersifat polar
tidak dapat dilarutkan dalam pelarut minyak goreng yang bersifat non polar. Karena
perbedaan sifat dari kedua zat ini, maka garam dapat dinyatakan sukar atau
tidak dapat melarut di dalam minyak goreng.
Pengujian kelarutan minyak kayu
putih dalam air mineral memberikan hasil bahwa minyak kayu putih sukar larut
dalam air mineral. Dalam perlakuannya, minyak kayu putih dalam air mineral akan
membentuk larutan heterogen, di mana minyak kayu putih tidak dapat bercampur
dengan air mineral. Hal ini terjadi karena minyak kayu putih yang bersifat non
polar tidak dapat melarut atau sukar melarut dalam pelarut air. Air adalah
pelarut yang bersifat sangat polar. Selain itu, hal ini sesuai dengan prinsip
kelarutan di mana senyawa non polar (dalam percobaan ini adalah minyak kayu
putih) dapat melarut dalam pelarut non polar (dalam percobaan ini adalah minyak
goreng). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa minyak kayu putih memiliki
tingkat kelarutan yang rendah atau sukar melarut di dalam air mineral.
Pengujian terakhir yaitu kelarutan
minyak kayu putih dalam minyak goreng. Pada pengujian ini memberikan hasil
bahwa minyak kayu putih dapat larut dalam minyak goreng yang dibuktikan dengan
terbentuknya larutan homogen. Minyak kayu putih dapat dengan mudah larut dalam
minyak goreng karena kedua zat ini sama – sama bersifat non polar. Hal ini
sesuai dengan prinsip kelarutan di mana minyak kayu putih yang bersifat non
polar dapat larut dalam minyak goreng yang bersifat non polar. Dengan demikian,
dapat dinyatakan bahwa minyak kayu putih memiliki tingkat kelarutan yang tinggi
atau mudah melarut dalam minyak goreng.
IX. PERTANYAAN
1. Bagaimana cara lain dalam menentukan
tingkat kepolaran dari suatu zat terlarut dan zat pelarut?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi
kelarutan suatu senyawa dan tentukan faktor yang paling penting dalam
menentukan kelarutan suatu senyawa tersebut?
3. Apa yang dapat terjadi pada garam apabila
dalam perlakuan penambahan garam dalam air mineral asin diberi suatu upaya
dengan melakukan pengadukan lebih lama?
X. KESIMPULAN
1. Kelarutan garam dalam air sangat tinggi
yang ditandai dengan terbentuknya larutan homogen. Hal ini terjadi karena baik
garam dan air sama – sama bersifat polar. Sedangkan kelarutan garam dalam
minyak goreng sangat rendah yang ditandai dengan terbentuknya larutan heterogen
karena sukarnya garam larut dalam minyak goreng. Hal ini terjadi karena garam
sebagai zat terlarut bersifat polar sedangkan minyak goreng sebagai zat pelarut
bersifat non polar.
2. Kelarutan minyak kayu putih dalam air
sangat rendah yang ditandai dengan terbentuknya larutan heterogen karena
sukarnya minyak kayu putih larut dalam air. Hal ini terjadi karena minyak kayu
putih sebagai zat terlarut bersifat non polar sedangkan air sebagai zat pelarut
bersifat polar. Sedangkan kelarutan minyak kayu putih dalam minyak goreng
sangat tinggi yang ditandai dengan terbentuknya larutan homogen. Hal ini
terjadi karena baik minyak kayu putih dan minyak goreng sama – sama bersifat
non polar.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Imtihani,
H.N., dkk. 2020. Biopolimer Kitosan dan
Penggunaannya dalam Formulasi Obat. Jakarta : Gratini(https://books.google.co.id/booksid=DVIMEAAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false,
diakses pada 16 Februari 2021).
Putri,
L.M.A.,dkk. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan Suhu
Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika.
Vol. 6 No.2 (https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/download/4959/3723/,
diakses pada 16 Februari 2021).
Tim
Kimia Organik I. 2013. Penuntun Praktikum
Kimia Organik I. Jambi : Universitas Jambi.
Widiarti,
Leni., dkk. 2018. Analisis Sifat Termal dan Uji Kelarutan dari Karet Alam
Siklis dan Karet Alam Cair Siklis. Jurnal Kimia Mulawarman. Vol. 16 No.1 (http://jurnal.kimia.fmipa.unmul.ac.id/index.php/JKM/article/view/481,
diakses pada 16 Februari 2018).
baiklah saya Putri mayang sari dengan NIM A1C119056 akan menjawab pertanyaan no.2 yaitu apa saja faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelarutan;
BalasHapusSuhu pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut dengan suhu lebih rendah. Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih mudah larut pada suhu tinggi. Kebanyakan benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya, benda padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi. Sifat ini membantu kita ketika membuat minuman. Bila ingin membuat minuman dingin, kita harus melarutkan gula pasir terlebih dahulu kedalam air panas, baru kemudian ditambahkan air dingin.
Ukuran zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah melarut dibandingkan dengan zat terlarut yang berukuran besar. Pada zat terlarut berbentuk serbuk, permukaan sentuh antara zat terlarut dengan pelarut semakin banyak. Akibatnya, zat terlarut berbentuk serbuk lebih cepat larut daripada zat terlarut berukuran besar.
Volume pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.
Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses pelarutan menjadi semakin cepat.
BalasHapusPerkenalkan saya Esra Oktapriani Gultom dengan nim A1C119059, Akan menjawab pertanyaan no 3.
Apabila garam ditambahkan lagi pada larutan airmineral asin maka garam tadi tidak akan larut seutuhnya,hal ini disebabkan karena kadar kelarutannya didalam air terbatas, sehingga garam akan membentuk endapan atau sebagian yang larut dalam air jika mencapai konsentrasi tertentu
Baik lah perkenalkan,
BalasHapusNama: Erina Shafura
Nim: A1C119068
Izin menjawab pertanyaan no. 1
Cara lain dalam menentukan tingkat kepolaran suatu zat terlarut dan pelarut yaitu dengan membandingkan densitas suatu zat, harga keelektronegatifan unsur-unsur pembentuknya serta dari bentuk molekulnya. Yang mana kepolaran suatu molekul itu dapat terjadi pada molekul yang diatomik dan poliatomik.